"Anaku lihatlah stupa di puncak candi itu,manis dan indah bukan? tetapi ketahuilah,bahwa stupa itu takan berada di puncak candi jikalau tidak ada batu-batu dasar yg mendukungnya.itulah ibaratnya rakyat jelata,itulah gambaran para budak dan hamba sahaya para raja.oleh sebab itu,jikalau TUHAN memang metakdirkan dirimu menjadi raja,janganlah kau lupa kpd rakyat jelata yg menaikan dirimu keatas puncak dari segala puncak kemegahan kerajaan warisan nenek moyangmu.Cintailah dan hargailah sesamamu,terutama rakyatmu yg menderita dan memerlukan uluran tanganmu"
"Ayah dan bunda mohon ampun jika keputusan saya tak sesuai dg keinginan ayah bunda,namun demi pertimbangan kemanusiaan: saya berkeberatan untuk menerima mahkota dan singgah sana kerajaan".
Bagi saya tidaklah penting siapa yg duduk di atas singgahsana dan menjadi raja,sebab kunci pelepas kesengsaraan kaum pribumi,yaitu seluruh bangsa kita tidak terletak pada so'al: siapa yg mnjadi raja,namun jawaban atas satu pertanyaan:siapakah yg mau berjuang membebaskan bangsa kita dari kemiskinan,kebodohan,keruwetan dan segala permasalahan ini:.